Minggu, 17 Februari 2013

Cara jitu mempertajam keahlian anda


Apakah anda termasuk orang yang keahliannya sangat diperhitungkan? Atau hanya jadi orang kebanyakan yang memiliki keahlian seadanya? Bila anda merasa perlu untuk meningkatkan ketajaman keahlian anda agar menjadi orang yang diperhitungkan dan “dicari” oleh banyak perusahaan, silahkan terus simak artikel ini.

Dari sudut jumlah, kita memiliki begitu banyak sumber daya manusia, namun kualitasnya terbilang masih rendah. Orang-orang dengan keahlian yang tinggi masih sangat jarang, inilah yang mempengaruhi daya saing kita dengan para tenaga ahli dari negara-negara maju lainnya.

Bagi setiap individu yang ingin meningkatkan atau mempertajam keahliannya, beberapa tips berikut ini kiranya dapat membantu.

Referensi
Perbanyak referensi yang berhubungan dengan keahlian yang anda miliki. Siapkan waktu secara rutin untuk meng-update informasi lewat buku, internet, video dan media lainnya. Buku-buku tentang kesuksesan orang-orang yang memiliki keahlian yang sama dengan anda juga sangat membantu untuk membangun motivasi, bacalah berulang-ulang.

Catatlah setiap poin penting dari informasi yang telah anda kumpulkan dalam buku catatan khusus yang tidak bercampur dengan catatan lain (sebaiknya anda beli sebuah buku baru). Ini untuk memudahkan mengingat informasi penting yang mungkin perlu segera ditindaki.

Manfaatkan setiap kesempatan untuk berdiskusi dengan orang-orang yang lebih terampil dan dianggap mempunyai keahlian yang mumpuni. Sehingga anda akan mendapatkan perspektif baru yang akan memacu semangat untuk bisa sehebat atau lebih hebat dari orang tersebut.

Ciptakan Proyek Imajiner
Banyak sekali orang yang bekerja dengan hanya menunggu tugas atau saat ada proyek/order saja. Inilah salah satu kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan. Biasakanlah untuk terus mengasah keahlian  dengan menciptakan proyek imajiner. Lakukan dengan serius seolah-olah itu adalah proyek sungguhan.

Ada seorang ahli desain grafis yang bahkan telah membuat ratusan karya desain untuk berbagai acara pameran yang proyek pamerannya hanya imajinatif namun karya desainnya benar-benar nyata. 

Contoh lain adalah seorang atlet, dia tidak akan pernah jadi atlet yang hebat bila hanya berlatih pada saat akan ada pertandingan. Sebaliknya, bayangkan kehebatannya bila dalam imajinasi nya dia selalu membayangkan bahwa setiap bulan dia harus mewakili propinsinya atau negaranya dalam event yang bergengsi. 

Kebanyakan orang yang punya keahlian pas-pasan adalah mereka yang selalu menunggu, bekerja berdasarkan order atau perintah. Sementara mereka yang maju terus mengisi waktu dengan berkreasi dan berlatih. Bila anda melakukan ini maka keahlian anda akan meningkat secara signifikan.

Mengajar
Mungkin ini terdengar aneh, masa orang dengan keahlian tanggung koq justru harus mengajar. Tapi percayalah. Ini adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan keahlian anda. Dengan mengajarkan keahlian anda pada orang  lain maka andapun akan terus terpacu untuk belajar dan berlatih.

Mengajar yang dimaksud tidaklah harus formal, tapi bisa semacam bimbingan atau mentoring kepada teman-teman, atau adik-adik yang tertarik dengan keahlian yang anda miliki. Namun yang paling penting adalah keseriusan anda dalam mengajar, semakin anda serius membagikan keahlian anda maka percayalah anda akan jadi semakin ahli.   

Semoga tips ini semakin memacu kita semua untuk menjadi lebih professional dalam bekerja, dan menjadi pribadi unggul yang selalu diperhitungkan dimana kita berada.  


 Mari berbagi cerita dengan saya, silahkan Follow saya di : @Ulish_Anwar

Jumat, 15 Februari 2013

Kebiasaan yang paling dibenci dalam pergaulan.


Dalam setiap lingkungan pergaulan selalu saja ada tipe orang-orang yang menyenangkan dan juga menyebalkan. Kebiasaan yang baik tentunya akan melanggengkan persahabatan. Karena akan menimbulkan kesan yang baik dalam pegaulan.

Sebaliknya ada juga orang-orang yang tanpa mereka sadari telah membawa virus permusuhan dan kebencian dalam lingkungan pergaulan. Meskipun terlihat memiliki banyak teman, namun mereka tidak akan pernah jadi sahabat sejati , karena hanya sekedar jadi orang-orang yang dimaklumi.
Berikut beberapa kebiasaan yang paling dibenci dalam pergaulan.

Egois
Orang-orang seperti ini sangat mementingkan dirinya sendiri. Dia merasa keinginannyalah yang harus selalu diikuti oleh teman-temannya. Merasa diri paling benar dan memonopoli setiap pembicaraan. Kalaupun dia mau berbagi dengan orang lain, tujuannya tetap saja agar dirinya dianggap baik dan memperoleh pujian. Orang seperti ini seringkali rela memanfaatkan dan mengorbankan teman-temannya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. 

Dusta
Mungkin anda seringkali jadi korban kekecewaan dari orang-orang seperti ini. Mereka sangat mudah mengumbar janji-janji, serta harapan-harapan dengan kata-kata dan ekspresi yang meyakinkan, namun pada akhirnya tidak pernah jadi kenyataan. Saat janjian selalu mangkir, apalagi menyangkut urusan pinjam meminjam barang atau uang, mereka selalu punya sejuta alasan untuk tidak menepati janji.

Mengeluh
Sekali dua kali mungkin ada bisa memaklumi keadaan mereka, tapi ternyata bagi para pengeluh, ini sudah jadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. Oorang-orang seperti ini seolah selalu punya bahan untuk dijadikan keluhan, repotnya lagi mereka selalu berharap kita untuk selalu siap mendengar keluhan mereka dan memberikan tanggapan yang mendukung keluhannya tersebut.

Emosional
Marah, mengumpat bahkan sampai berteriak-teriak adalah hal yang biasa bagi mereka.  Mereka sangat mudah menyalahkan orang lain dengan emosi yang tidak terkendali, baik lewat tindakan maupun bicaranya. Seringkali kawan-kawan hanya bisa memaklumi sikap orang yang demikian karena tidak ingin terpancing oleh emosi yang pada akhirnya berakhir dengan permusuhan. Menasehati orang seperti ini juga sepertinya percuma karena tetap akan ditanggapinya secara emosional.

Sebagai orang-orang yang selalu aktif dalam pergaulan, Ini saatnya kita mengoreksi diri bila saja ada salah satu atau beberapa kebiasaan tersebut yang masih melekat kuat pada diri kita. Merubah kebiasaan tersebut tentunya akan menjadikan kita bukan saja disayangi tapi juga dihormati oleh kawan-kawan kita.

Mari berbagi cerita dengan saya, silahkan Follow saya di : @Ulish_Anwar

Selasa, 12 Februari 2013

Siapa yang Salah


Pagi-pagi sepulang dari rumah seorang kawan, seperti biasa jalanan dari Ciputat menuju Pondok Cabe dipenuhi oleh kendaraan orang-orang yang akan berangkat kerja, kuliah atau keperluan lainnya. Beruntung pagi itu tidak hujan seperti 2 hari sebelumnya yang terus-menerus diguyur hujan setiap pagi.

Menjelang masuk kearah perumahan, mendadak semua kendaraan harus berhenti karena ada sebuah mobil sedan yang kelihatannya kesulitan untuk terus berjalan karena dari arah berlawanan ada sebuah truk yang besar, sedangkan disebelah kirinya sangat mepet ke parit yang cukup dalam. Jadi keadaannya terjepit antara truk dan parit.

Keadaan ini memaksa saya dan pengendara lain harus menunggu cukup lama. Persis disebelah saya, seorang pengendara motor yang berusia sekitar 50an nampak sangat kesal dengan keadaan tersebut. mulutnya tidak henti-hentinya berteriak dan memaki-maki pengendara sedan tersebut.

Setelah cukup lama akhirnya mobil tersebut berhasil melewati kondisi tersebut. Saat mobil tersebut lewat disebelah saya, saya bisa melihat wajah sang pengendara yang seorang wanita nampak masih tegang dan ketakutan. Sedangkan orang yang memaki-maki tadi langsung menatapnya dengan wajah penuh kemarahan. 

Sampai dirumah saya masih kepikiran dengan peristiwa itu. Mengapa ada orang-yang begitu mudah tersulut emosinya dengan keadaan seperti itu, apalagi kelihatannya si pengendara sedan juga begitu ketakutan karena mungkin belum begitu mahir berkendara dan tentunya tidak punya niat untuk sengaja menjadi penyebab kemacetan. 

Saya membayangkan bila keadaannya dibalik. Si bapak tua itu berada dimobil dan berusaha keras keluar dari keadaan itu dengan rasa takut dan penuh kehati-hatian, kemudian ada orang lain yang berteriak dan memaki-makinya. Kira-kira seperti apa tanggapannya ? kalo tadinya dia merasa enteng saja untuk memaki-maki si ibu itu, apakah dia juga siap menerima hal yang sama?  hehehe rasanya nggak kebayang deh apa yang terjadi.

Dalam situasi yang lain kejadian ini sangat sering terjadi dalam skala yang berbeda. Orang-orang begitu mudah menuding orang lain, organisasi lain atau bangsa lain bersalah, kemudian  dihina dan dicaci maki bahkan dibantai tanpa memeriksa realita sebenarnya atau mencoba melihat dari sudut pandang yang lebih luas. 

Mudah-mudahan pandangan saya tidak tepat, tapi rasanya semakin banyak manusia yang begitu kejam.