Rabu, 12 Desember 2012

Sang Supir yang Bersuara Ramah

Saat masih tinggal di kota Tangerang, saya sering kali menumpang bis Mayasari Bhakti jurusan Blok M, saya lupa persisnya berapa nomor bis itu. Tapi yang saya ingat, saya selalu memilih tempat duduk tepat dibelakang supir.

Meskipun banyak bis yang sama mengantri untuk menuju Blok M, tapi saya selalu memilih menaiki bis yang disupiri oleh supir Batak (saya tahu dari dialek bicaranya) yang berbadan agak gemuk dan berkulit gelap.

Terus terang saja saya merasa rugi kalau melewatkan kesempatan menaiki bis yang disupiri oleh abang tersebut. Bahkan saya seringkali rela membiarkan bis yang berada diantrian paling depan untuk berangkat duluan  menuju Blok M, meskipun masih ada bangku yang kosong.

Saya kurang tahu pasti, tapi mungkin pengalaman sebagai pendengar radio sekaligus sebagai mantan penyiar radio, membuat saya sangat tertarik dengan suara dan cara seseorang berbicara, termasuk bicara si abang supir itu.

Suaranya yang empuk dan agak berat, terdengar bijak dan gaya bicaranya yang begitu ramah membuat saya betah duduk dan menikmati bicaranya persis dibangku belakangnya, apa lagi bila ada kawannya yang mengajak bicara atau saat dia harus menjawab telepon genggamnya (sambil nyetir..).

Belakangan baru saya sadari bahwa keistimewaan si bang supir itu, ada pada antusiasmenya pada setiap lawan bicaranya, dia selalu terdengar bersemangat namun dengan emosi yang tetap terkontrol / tidak berlebihan. Berbeda dengan kebanyakan supir dari Sumatra Utara lainnya yang bicaranya cenderung terdengar kurang ramah dan emosional. Untuk si abang supir ini, keramahannya saat berbicara rasanya keluar dari pribadinya yang hangat, ini mungkin agak subjektif tapi dari wajahnya mudah sekali saya mengambil kesimpulan bahwa dia orang yang berkarakter baik.

Terlepas dari sesederhana apapun topic yang dibicarakannya, tapi suara dan cara dia berbicara telah membuat saya menjadi satu-satunya atau salah satu penggemar setianya. Hehehe..rasanya seperti mendengar penyiar radio kesayangan. Jadi betah berlama-lama, waktu perjalanan Cimone-Blok M yang hampir dua jam jadi terasa lebih singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda.
salam hormat kami

Admin.