Sabtu, 22 Desember 2012

Pembicara Menyenangkan


Setiap hari dalam hidup kita diisi dengan kegiatan berbicara, baik dirumah, di kantor, di sekolah, di kampus, dalam kendaraan, di pasar, dsb. Mulai dari bicara sekedar basa-basi sampai dengan pembicaraan yang serius dan mendalam.

Meskipun bicara sudah merupakan kegiatan yang berulang setiap hari sepanjang hidup kita, namun tidak semua orang mampu menguasai keahlian berbicara atau menjadi pembicara yang menyenangkan.

Diantara begitu banyak orang yang  kita kenal, baik itu keluarga, teman kerja, teman kuliah, tetangga, coba hitung, kira-kira hanya berapa orang yang membuat kita merasa nyaman dan senang berbicara dengan mereka.

Sebaliknya berapa banyak orang yang cenderung kita hindari untuk berbicara, kalaupun terpaksa harus bicara dengan mereka, itupun hanya pembicaraan basa-basi belaka sekedar menjaga norma kesopan-santunan. 

Memonopoli pembicaraan, emosional, sok tahu, minder, menggunjingkan orang lain, meremehkan, acuh tak acuh hanyalah sebagian dari hal-hal yang sering kita lihat dan dengarkan dalam percakapan sehari-hari. Orang-orang seperti inilah yang justru lebih banyak”beredar” dimana-mana dan mereka sendiri justru tidak pernah menyadari keadaan dirinya tersebut.

Ini ibarat kotoran mata yang tak terlihat oleh yang punya mata, kecuali dia berkaca atau diberitahu oleh orang lain. Tapi pada umumnya, karena memang mereka bukanlah pembicara menyenangkan, mereka sangat sulit untuk menerima saran apalagi kritikan dari orang lain.  

Sebaliknya, pembicara yang menyenangkan memahami benar bahwa bicara bukanlah sekedar mengucapkan sesuatu lewat mulut, tapi juga melibatkan faktor mental, perilaku dan pengetahuan/wawasan. 

Sesuai dengan sebutannya, pembicara yang menyenangkan selalu berusaha menciptakan suasana bicara yang menyenangkan, pilihan katanya tepat serta bahasa tubuh yang baik sehingga siapapun teman bicaranya akan merasa didengarkan dan dihargai.  

Integritas dan ketulusan adalah kunci kekuatan para pembicara yang menyenangkan. Disaat keramah-tamahan, senyuman dan tutur kata yang indah sekedar menjadi polesan untuk menjual komoditi dan mengeruk keuntungan pribadi, para pembicara yang menyenangkan justru menjadikannya sebagai filosofi hidup yang akan terus dipegangnya kapanpun dan dimanapun.  

Berikut kutipan dari beberapa tokoh tentang –Bicara-. 

“When I get ready to talk to people, I spend two thirds of the time thinking what they want to hear and one third thinking about what I want to say.”
Abraham Lincoln

 “You gotta be careful: don't say a word to nobody about nothing anytime ever.”  Johnny Depp

“Most of the successful people I’ve known are the ones who do more listening than talking.” Bernard M. Baruch



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentar anda.
salam hormat kami

Admin.